Limbah plastik dan bahan bakar yang dihasilkan |
Sampah
plastik dapat diolah menjadi bahan bakar minyak?. Bagi orang-orang yang
bergelut dalam dunia kimia dan penerapannya tentu telah lama mengetahuinya,
sebab telah ada penelitian tentang ini sebelumnya. Bersama siswa-siswa saya, pada bulan Oktober
2012 yang lalu kami mengadakan percobaan pengolahan sampah plastik menjadi
bahan bakar minyak (BBM).
Lansiran
VOA pada 31 Oktober 2012, Plastik Dapat Gantikan BBM di AS memaparkan tentang
sebuah perusahan di AS yang mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar,
sehingga dapat mengurangi limbah plastik dan ketergantungan terhadap minyak
impor. Ada hal yang baru yang diangkat dalam lansiran VOA tersebut yaitu tentang belum ditentukanya
proses pengolahan plastik menjadi minyak apakah merupakan proses “daur ulang”.
Hal ini juga telah menjadi pertanyaan setelah saya dan siswa-siswa saya melakukan
percobaan pengolahan limbah plastik
menjadi BBM. Apakah uap yang dihasilkan pengolahan sampah plastik bisa mengakibatkan
polusi? Mari kita bahas tentang plastik dan pengolahan sampah plastik.
Plastik dan Komponen Penyusun Plastik
Kita semua
sering menggunakan plastik. Bahkan saat ini bisa dikatakan sebagai era plastik
! Produk yang menggunakan sedikit atau seluruhnya bahan plastik telah menyentuh
semua sisi keperluan hidup, mulai dari pembungkus plastik, sepatu plastik, hand
phone, laptop, piring, gelas, kaca mata bahkan mungkin bisa rumah dari plastik. Kelemahan plastik adalah tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme sehingga tidak dapat membusuk, tidak teroksidasi
sehingga tidak dapat berkarat. Beberapa keunggulan plastik dari bahan lainnya
adalah tahan air, lebih ringan, tidak menghantarkan listrik dan bisa lebih murah jika dibandingkan untuk
benda dengan manfaat yang sama. Seiring dengan terus bertambahnya kebutuhan akan
plastik maka limbah plastikpun terus
meningkat, sehingga proses daur ulang sampah atau limbah plastik menjadi suatu
keharusan.
Plastik
merupakan polimer organik dengan massa molekul yang besar. Polimer adalah
molekul besar yang dibangun oleh pengulangan molekul sederhana yang disebut
monomer. Plastik yang banyak terdapat di masyarakat banyak berasal dari polyethylene. Polyethylene terbagi dua yaitu High Density Poliethylene (HDPE) dan Low Density Polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol minuman,
sedangkan LDPE banyak digunakan sebagai kantong plastik. Plastik dikatakan
sebagai senyawa organik berarti komponen utama plastik adalah unsur karbon C
dan unsur hidrogen H atau senyawa hidrokarbon dengan ikatan kovalen. Dalam
plastik juga terkandung unsur yang lain seperti
oksigen O, nitrogen N, Chlor Cl dan belerang S. Komponen utama yang menyusun
BBM adalah juga senyawa hidrokarbon.
Perbandingan jumlah atom C antara
plastik dan senyawa-senyawa dalam minyak bumi.
Jumlah Atom C dalam senyawa
|
Zat /
Wujud Zat
|
1-4
|
Gas (LPG, LNG)
|
5-11
|
Cair (bensin)
|
9-16
|
Cairan dengan
viskositas rendah
|
16-25
|
Cairan dengan
viskositas tinggi (oli, gemuk)
|
25-30
|
Padat (paraffin,
lilin)
|
1000-3000
|
Plastik (polistiren,
polietilen, dll)
|
Pengolahan Sampah Plastik Dengan Teknik
Pirolisis.
Karena
komponen utama plastik berupa hidrokarbon maka plastik dapat diolah menjadi BBM, pengolahannya dengan cara pirolisis. Pirolisis atau destilasi kering adalah teknik pembakaran sampah (limbah plastik)
tanpa gas oksigen dan dilakukan pada suhu tinggi. Pengolahan tersebut merupakan perekahan pada molekul
polimer plastik menjadi potongan molekul yang lebih pendek melalui proses
pemanasan plastik pada suhu tinggi.
Pada
tulisan ini saya mengkaji publikasi dua penelitian pengolahan sampah plastik
dan percobaan pengolahan sampah plastik yang saya lakukan bersama siswa-siswa.
Pertama
adalah penelitian yang dimuat pada Jurnal Riset Industri Vol. V No. 3, 2011
dengan judul konversi limbah plastik sebagai sumber energi alternatif. Dari penelitian
tersebut dipaparkan bahwa proses
pengolahan limbah plastik menjadi minyak meliputi 3 tahap/proses yaitu
pirolisis, hydrotreating/hydrocracking dan
hidro-isomerasi. Pada proses pirolisis limbah plastik dibakar pada suhu 800 oC
sampai 1000 oC. Teknik ini mampu menghasilkan
gas pembakaran yang berguna dan aman bagi lingkungan yaitu gas O2
dan CO2 . Selain gas, pada proses pirolisis senyawa-senyawa
hidrokarbon cair mulai dari senyawa dengan jumlah atom C satu hingga empat. Tahap
kedua adalah hydrotreating yaitu
proses penyulingan untuk memisahkan unsur-unsur yang dihasilkan pada proses
pirolisis. Proses ketiga adalah hidro-isomerasi, pada proses ini digunakan
katalis khusus yang berfungsi menjadikan molekul-molekul isomer mempunyai
viskositas tinggi. Berdasarkan dasar teori yang digunakan pada penelitian tersebut
dituliskan bahwa sifat kimia yang dimiliki senyawa hidrokarbon cair hasil
proses pirolisis mirip dengan senyawa
hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah (minyak bumi), sehingga dapat
menjadi energi alternatif. Banyaknya sampah plastik yang terurai menjadi minyak
atau hidrokarbon cair adalah 60 %.
Kedua
adalah penelitian yang dimuat pada Jurnal
Ilmiah Berkala, Sains dan Terapan Kimia oleh Prodi Kimia FMIPA Unlam Vol. 3 No.
2, 2009 dengan judul pirolisis sampah plastik untuk mendapatkan asap cair dan
penentuan komponen kimia penyusunnya serta uji kemampuannya sebagai bahan bakar
cair. Pirolisis dilakukan pada suhu 425 oC
dengan jenis sampah plastik berupa kantong plastik dan pembungkus makanan. Senyawa-senyawa
yang terkandung dalam sampel asap cair kantong plastik adalah 2-hidroksimetil-oxiran,
asam asetat, hidroksiaseton, 2-siklopenten, dan 2-butanon/metil etil keton.dari
senyawa-senyawa tersebut yang bersifat mudah terbakar adalah hidroksi aseton,
2-siklopentena dan 2-butanon. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam sampel
asap cair pembungkus makanan adalah
2-propanon/aseton, asam borat, asam asetat, dan siklopentanon. Dari
senyawa-senyawa tersebut yang memiliki sifat mudah terbakar adalah aseton dan
siklopentanon.
Ketiga
adalah percobaan yang saya lakukan bersama-sama siswa-siswa saya. Kami melakukan destilasi kering atau pembakaran plastik dengan menggunakan alat buatan
sendiri. Pembuatan alat tersebut mengacu pada cara pembuatan alat sederhana
pengubah sampah plastik yang diakses pada website klikedukasi.com. Sampah plastik yang dipanaskan berupa gelas
dan botol plastik air mineral. Pada percobaan pertama sampah plastik di panaskan
dengan sumber api dari kayu bakar. Selama proses pemanasan dihasilkan uap yang keluar
melalui kondensor yang baunya sangat menyengat. Setelah setengah jam pemanasan didapatkan cairan kental berwarna kuning. Cairan
tersebut dapat terbakar setelah dites dengan api.
Cairan kental berwarna kuning ini bukanlah orange juice tetapi hasil destilasi kering plastik: hasil percoaan pertama, cairan ini bersifat mudah terbakar. |
Pada percobaan kedua, alat, bahan dan caranya tetap sama, tetapi sumber panasnya
kami gunakan dari kompor gas elpiji. Setelah satu jam dihasilkan cairan bening dan uap yang keluar melalui kondensor tetapi
baunya tidak menyengat. Cairan tersebut
dites dengan api tetapi tidak menyala.
Dari analisis kami, perbedaan
kedua percobaan tersebut adalah pada suhu. Pada percobaan pertama, suhunya lebih tinggi dari percobaan kedua sehingga pada percobaan
kedua polimer plastik belum terurai, yang dihasilkan adalah senyawa-senyawa
yang tidak terbakar. Hal tersebut dibuktikan dengan masih adanya sisa-sisa
plastik yang masih belum terbakar. Pada percobaan pertama tidak ada sisa
plastik yang tidak terbakar.
Alat sederhana yang dibuat dari alat masak bekas dan pipa leding bekas sebagai kondensor |
Dari ketiga
bahasan penelitian dan percobaan tersebut, saya mecermati tentang uap yang
keluar melalui kondensor yang tak terkondensasi atau tidak mengalami pengembunan. Pada paparan penelitian
pertama uap yang dihasilkan adalah gas O2
dan CO2 yang ramah lingkungan, tetapi pada paparan
penelitian kedua dihasilkan uap yang terkandung senyawa-senyawa 2-hidroksimetil-oxiran, asam asetat,
hidroksiaseton, 2-siklopenten, dan 2-butanon/metil etil keton dari pemanasan
kantong plastik dan dari pemanasan pembungkus plastik dihasilkan 2-propanon/aseton,
asam borat, asam asetat, dan siklopentanon. Senyawa-senyawa ini bisa mencemari udara. Sebagai
contoh asam borat,
berbahaya jika terhirup dapat menyebabkan iritasi
pada membran mukosa disertai nyeri tenggorokan, batuk, dan nafas pendek. Dapat
menyebabkan batuk, mimisan, pernapasan menjadi pendek. Pada percobaan yang kami lakukan
dihasilkan uap dengan bau yang menyengat, hampir seperti bau asap mobil dengan
bahan bakar solar. Walaupun kami belum
melakukan uji identifikasi senyawa pada
uap tersebut tetapi dari bau yang menyengat tersebut bisa menjadi peringatan
bagi kami untuk menjauh agar baunya tidak terhirup.
Percobaan kedua pengolahan sampah plastik menjadi BBM:
cairan ini bersifat tidak terbakar
Berdasarkan
tulisan diatas, saya sependapat dengan Allen Hershkowitz, ilmuan senior
dari Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam, yang mengatakan bahwa “Barangkali
pemisahan karbon menjadi botol plastik yang dibuang di tempat sampah lebih baik
daripada mengubahnya menjadi bahan bakar cair dan melepaskan serta menggerakkan
banyak senyawa karbon,”
seperti yang dilansir oleh voaindonesia.com . Pengolahan sampah plastik menjadi minyak menurut
saya sepertinya bukanlah proses daur ulang. Tetapi tidak tertutup kemungkinan
diadakan penelitian lebih lanjut agar tidak ada hasil samping yang berupa senyawa-senyawa
yang dapat menjadi toksik dan mencemari udara.
Cara yang
bijak adalah seperti anjuran pemerintah selama ini yaitu meminimalisasi
penggunaan plastik dengan menumbuhkan kesadaran untuk menjaga lingungan agar tidak
tercemar.
Sumber:
Asam Borat.
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan
Makanan, Badan POM RI. 2011
http://www.plastic.web.id/plastic_chemistry
http://en.wikipedia.org/wiki/Plastic
http://id.wikipedia.org/wiki/Plastik
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi-polimer/polimer-termoplastik-dan-termosetting/
http://www.klikedukasi.com/2012/04/alat-sederhana-pengubah-sampah-plastik.html
http://indonesiaproud.wordpress.com/2011/12/01/tri-handoko-mengubah-limbah-plastik-jadi-bahan-bakar-minyak/
Rahyani
Ermawati. Konversi Limbah Plastik Sebagai
Sumber Energi Alternatif. Jurnal Riset Industri Vol. V. No. 3, 2011, Hal.
257-263
Tri
Anggono., Erina Wahyu W., Handayani., Arini Rahmadani., Abdullah. Pirolisis Sampah Plastik Untuk Mendapatkan
Asap Cair Dan Penentuan Komponen Kimia Penyusunnya Serta Uji Kemampuannya
sebagai Bahan Bakar Cair. Jurnal Ilmiah Berkala, Sains dan Terapan Kimia
oleh Prodi Kimia FMIPA Unlam Vol. 3 No. 2, 2009
BISNIS PULSA
hm.. kira" kalau untuk menjadikan bbm bgimna caranya
ReplyDeletemem ?
ReplyDeleteMa'am qt pe suara jelas skli disitu :/
ReplyDelete@Stella: maksudnya cairan hasil destilasi kering sampah plastik dijadikan BBM? Hasil destilasi kering itu memang seperti minyak mentah, harus di destilasi fraksinasi agar bisa didapatkan BBM sesuai komponen/ fraksinya.
ReplyDelete@Pingkan: Cuma di awal video :) .... bagus tre
ReplyDeleteapa hanya cara2 diatas yang bisa digunakan untuk membuat BBM????
ReplyDeleteapa tidak ada cara yang lain???
Yang saya tahu sampai saat ini untuk membuat BBM dari sampah plastik hanya melalui destilasi kering (pirolisis), bisa saja ada cara lain melalui penelitian lanjutan dikemudian hari, agar lebih efektif dan tidak menambah polusi udara.
Delete;-)lanjutkan............
DeleteYes......lanjutkan :D
ReplyDeletesy cba tp minyaknya tidak dpt menyala, knp y
ReplyDeleteKemungkinan suhu pada saat pirolisis kurang dari 400 C.
Delete