Modus
penipuan ini pernah saya baca di media massa di waktu yang lalu, yaitu
seseorang menelpon orang tua siswa dan meminta mentransfer sejumlah dana
ke nomor rekening mereka sebagai persyaratan penerimaan beasiswa yang
di dapat oleh putra mereka. Saya tak menyangka saya akan mengalaminya.
Tapi syukurlah tidak sampai tertipu. Pagi tadi saya ditelpon dari
seseorang yang mengaku dari kantor Diknas provinsi, saya menanyakan
identitasnya dan bapak tersebut menyebutkan sebuah nama, kembali saya
bertanya dari bagian mana di kantor, dijawabnya dari bagian kurikulum,
sebab itu ia menelepon saya yang adalah bagian kurikulum di sekolah.
Katanya ia mendapatkan nomor telepon saya dari kepala sekolah yang
sebelumnya menyatakan untuk mengambil data dari bagian kurikulum saja.
Saya mulai merasa ada yang ganjil dari apa yang dikatakannya, saya
kembali bertanya dari bagian mana ia di kantor, apakah dikdas atau
dikmenum, ia menjawab dikdas, dari jawabannya saya menangkap ada yang
tidak beres, karena untuk sekolah kami yang SMA semua pendidik ataupun
tenaga kependidikan tahu bahwa SMA masuk di dikmenum. Selanjutnya ia
meminta data siswa-siswa berprestasi untuk diberikan beasiswa, saya
menjawab agar mengirimkan formatnya saja ke sekolah untuk diisi, tapi
dijawab ditulis langsung saja karena hanya pendek, walaupun mulai merasa
bahwa hal ini tidak benar tapi saya coba ikuti saja, dia minta
nama-nama siswa, nomor induk ,jumlah nilai raport terakhir, nama orang
tua, dan nomor contack person orang tua. Mendengar kata contack person
orang tua saya langsung menjawab dengan tegas bahwa adalah menyalahi aturan untuk
meminta contack person orang tua, kalau mau minta data hanya nama orang
tua saja tanpa contack person atau nomor telepon orang tua, kembali saya bertanya memastikan apakah dia benar dari diknas provinsi atau tidak, orang
tersebut menjawab kasar dan mengatakan akan melaporkan saya ke kepala
dinas karena tidak menghargai tawaran beasiswa kemudian langsung menutup telepon sementara saya bicara. Wah!
Saya
konfirmasi kepada kepala sekolah, kepala sekolah mengatakan bahwa yang
menelpon tersebut mengaku dari diknas provinsi dan meminta menghubungi
bagian kurikulum, saat itu kepala sekolah menjawab bisa langsung ke
kepala sekolah nanti kemudian kepala sekolah yang mengambil datanya dari
bagian kurikulum, tapi orang tersebut meminta untuk langsung berbicara
melalui telepon ke bagian kurikulum. Maka kepala sekolah memberikan
nomor telepon saya. Suatu hal yang bertentangan! Penelpon tersebut
menyatakan bahwa kepala sekolah yang menyarankan dia untuk mengambil
data di bagian kurikulum
.
Walaupun
saya tak dapat memastikan bahwa kemungkinan benar penelpon tersebut
adalah pegawai dari diknas provinsi, tapi dari caranya menelpon, memberikan informasi identitas diri yang meragukan dan
meminta data siswa yang tidak masuk akal, paling tidak sudah mengindikasikan
rencana penipuan kepada orang tua siswa.
Pada akhirnya yang bisa saya lakukan adalah bersyukur dan berterima kasih kepada
Tuhan untuk perlindungan-Nya dan hikmat akal budi yang dikaruniakan-Nya, sehingga saya tidak ditipu dan tidak menjadi alat untuk penipuan lanjutan kepada orang tua siswa.
Sumber gambar: www.lensaindonesia.com
Sumber gambar: www.lensaindonesia.com
waduh, kalo dimata hukum bisa jadi 'antek2 tidak direncanakan' dong, kakak Mei?
ReplyDeleteini pengalaman pribadi, atau ... yang lain? :)
Pengalaman pribadi ini Yooke, tadi pagi... Syukurlah tidak jadi antek2 penipu. :)
ReplyDelete