Friday, November 30, 2012

Guru dan Telepon Pintar


          Dunia sains dan teknologi selalu menawarkan beragam kemudahan  dan kecanggihan. Di zaman ketika saya di bangku SMP dan SMA (1985-1991) memakai  mesin tik untuk membuat tugas sudah merupakan hal yang canggih. Kelas 3 SMA saya mengikuti lomba karya tulis dan menulis dengan tulisan tangan. Saat ini  dengan pesatnya kemajuan teknologi dan dengan semakin mudah dan murahnya suatu piranti canggih atau perangkat bergerak untuk dimiliki, maka para pelajar dapat mengerjakan PR hanya dengan menjentikan jari di telepon pintar, tablet ataupun laptop.
Telepon pintar untuk menunjang kerja guru
Saya membaca berita pada website voaindonesia.com tanggal 29 November 2012 yang berjudul Remaja di AS Kerjakan PR dengan Telepon Pintar, yang meliput hasil survey oleh firma riset TRU yang dirilis pada 28 November 2012 bahwa lebih dari sepertiga remaja AS mengerjakan pekerjaan rumah dengan telepon pintar, dan sisanya menggunakan tablet dan laptop, dan dengan menggunakan perangkat bergerak ini para pelajar lebih memahami matematika dan sains lebih baik, sehingga telepon pintar ini tidak hanya untuk hiburan semata. Walaupun saya belum pernah mengadakan survey kepada siswa-siswa saya tentang penggunaan telepon pintar, tablet ataupun laptop, tetapi berdasarkan pengamatan saya di sekolah tempat saya mengajar, kira-kira setengah dari jumlah siswa telah menggunakan laptop untuk mengerjakan PR, menggunakan telepon pintar untuk berinternet dan menelusuri mesin pencari dan  mencari materi untuk mengerjakan PR mereka. Beberapa kali saya  memberikan tugas kepada siswa-siswa saya dan mengharuskan mereka mengunggah tugas mereka pada blog mereka masing-masing. Tetapi tak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar penggunaan telepon pintar adalah untuk membuka situs sosial seperti facebook, twitter dan untuk hiburan.
Pelajar menyelesaikan soal latihan dengan bantuan internet melalui telepon pintar
Piranti canggih memang telah menjadi sebuah fenomena. Dari pengamatan penggunaan piranti canggih di sekolah saya, dapat disimpulkan bahwa pelajar-pelajar Indonesia tidak kalah dalam pemanfaatan penggunaan telepon pintar, tablet ataupun laptop untuk mengerjakan PR dan membuat tugas sekolah lainnya.  
Tetapi melalui tulisan ini, saya mencermati tentang guru. Para pelajar dapat dengan begitu mudah menyesuaikan diri dengan teknologi saat ini. Pertanyaannya bagaimana dengan bapak dan ibu guru, termasuk saya? Di bulan September dan Oktober 2012 yang lalu diakan Uji Kompensi Guru (UKG) secara online. Dari berbagai berita yang saya baca di Koran, berita di televisi dan berdasarkan pengalaman saya, masih banyak  guru bahkan belum bisa menggunakan komputer. Persiapan para guru untuk mengikuti UKG tersebut lebih kepada cara menggunakan komputer termasuk cara memegang dan menggerakkan mouse. Suatu ironi bukan? Padahal profesi guru melekat dengan kata “guru pasti lebih pintar dari murid”. Bagaimana solusinya?
Saya belajar berinternet tahun 2008. Dimulai dengan rasa ingin tahu kemudian coba-coba, menemukan website dan mengikuti saja  tutorial dari website tersebut. Cari materi tambahan untuk mengajar dari google dengan modal pertama coba-coba juga, begitu juga dengan membuat email. Ketika mentok, tanya melalui google dan ini saya lakukan sampai sekarang, atau tanya teman guru yang lebih menguasai internet, dan ini yang biasaya banyak tahu,  murid saya. Saya tahu berinternet dengan menggunakan ponsel  karena diajari murid saya. 
Guru memperbarui informasi  materi pelajaran dari internet
 Bapak dan ibu guru, jangan gengsi untuk bertanya kepada murid kita, karena mereka lebih cepat menguasai karena usia lebih muda dan belum banyak yang mereka pikirkan seperti kita para guru. Tetapi tentunya cara bertanyanya harus pakai trik, agar tidak terkesan tidak tahu apa-apa, pasti bapak dan ibu guru lebih tahu cara trik tersebut. Berikutnya adalah berusaha belajar dan memperdalam hal yang sebelumnya kita tanyakan, sehingga pada akhirnya  kita sebagai guru yang lebih maju pengetahuannya dari murid tersebut (sebisanyalah).
Cara yang paling berhasil adalah terus mencoba sendiri. Pengalaman saya adalah untuk belajar cara menggunakan komputer maka saya harus membeli laptop, belajar dengan laptop sendiri tentunya akan lebih cepat menguasai daripada mengikuti kursus komputer tetapi tidak pernah dipraktekkan. Saya belajar berinternet dengan terlebih dahulu memasang jaringan internet dirumah saya, karena repot rasanya kalau harus ke warnet, tetapi syukurlah saat ini bisa berinternet dimana saja dengan modem dan telepon pintar.
Dua hal tersebut yang dapat saya bagikan kepada teman-teman guru untuk lebih menguasai teknologi atau melek teknologi, yaitu bertanya dan terus mencoba, agar bukan hanya pelajar yang dapat mengerjakan PR dengan telepon pintar, tetapi gurupun dapat mencari bahan, membuat perangkat dan mempresentasikan pembelajaran  dengan menggunakan telepon pintar dan piranti canggih lainnya.
Belum terlambat untuk mengucapkan selamat hari guru Indonesia 25 November 2012. Maju terus guru Indonesia. Maju terus pendidikan Indonesia.


Sumber gambar dan isi artikel:

5 comments:

  1. Anak-anak indonesia tidak kalah kemampuannya dengan pelajar dari negara lain, mengenai teknologi canggih zaman sekarang antara lain mengenai internet.


    Cayo anak bangsa
    cayo Indonesia

    ReplyDelete
  2. memang benar!

    tapi, bagaimana kalau diwilayah tersebut tidak ada Jaringan2 yang mendukung?
    tidak dipungkiri banyak desa2 di Sulawesi Utara tidak mengetahui banyak tentang Internet! untuk menyalakan Komputer saja mereka masih kebingungan! Sebut saja di desa2 yang ada di bagian Bolaang sana, memang ada siswa atau siswi yang mengetahui tentang Komputer tapi kalau kita tanya misalnya tentang Blogger, pasti mereka tidak tau apa itu blogger, bagaimana cara menggunakan blogger, guna dari blogger, bahkan apa hubungan blogger dengan pendidikan.
    menurut anda, bagaimana cara supaya siswa dan siswi bahkan guru2 yang ada diwilayah tersebut bisa belajar - mengajar seperti kita ini.

    God Bless Us,.
    20'_

    ReplyDelete
  3. Waktu yang lalu ada program schoolnet, yaitu program internet gratis untuk sekolah-sekolah, tapi sepertinya sekarang sudah berakhir. Banyak juga program pemerintah yang diantaranya adalah pengadaan komputer untuk sekolah. Tapi memang program-program ini tak dapat menjangkau semua sekolah-sekolah di apalagi di daerah terpencil. Solusinya adalah program pelatihan komputer dan internet bagi semua guru mata pelajaran, dan pengadaan komputer serta jaringan internet. Program ini tidak harus diadakan oleh pemerintah, tetapi masing-masing sekolah dapat memberdayakan semua stakeholdernya untuk mengadakan program ini.

    ReplyDelete
  4. memang skarang ini anak-anak indonesia banyak mengenal internet. tapi mereka seringkali salah menggunakannya.. .
    sedangkan anak-anak indonesia yang tinggal di wilayah terpencil tidak tahu menggunakan internet, karena jaringannya kurang bagus untuk berintetnet.

    ReplyDelete
  5. Riaty, di Elusan ada jaringan internet? :)

    ReplyDelete